Searching...
Kamis, 31 Januari 2013

IP TABLES

1/31/2013 07:51:00 PM

IMPLEMETASI IPTABLES SEBAGAI FILTRING FIREWALL
Abstrak
Tujuan Pembuatan Jurnal ini adalah untuk mengetahui pengertian, karakteristik,
dan implementasi IPtables sebagai firewall. Dan sebagai Tugas Akhir pada mata kuliah
Kemanan Jaringan Komputer.
Hasil dari pembuatan jurnal menunjukkan bahwa IPTables memilki banyak sekali
keunggulan dalam implementasinya diantaranya: IPTables memiliki kemampuan untuk
melakukan Connection Tracking Capability yaitu kemampuan untuk inspeksi paket serta
bekerja sama dengan ICMP dan UDP sebagaimana koneksi TCP, Menyederhanakan
perilaku paket-paket dalam negosiasi built in chain, dan lain-lainnya. Tapi Yang
terpenting adalah Implementasi IPTables sebagai firewall sangat murah dan memiliki
tingkat kemanan yang baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keamanan jaringan, PC, server-server, dan perangkat komputer Anda yang
lainnya memang merupakan faktor yang cukup penting untuk diperhatikan saat ini. Jika
beberapa dekade yang lalu keamanan jaringan masih ditempatkan pada urutan prioritas
yang rendah, namun akhir-akhir ini perilaku tersebut harus segera diubah. Pasalnya,
kejahatan dengan menggunakan bantuan komputer, media komunikasi, dan perangkat
elektronik lainnya meningkat sangat tajam belakangan. Hal ini sangat kontras dengan
perkembangan kebutuhan perangkat komputer untuk kehidupan sehari-hari yang juga
semakin meninggi. Tidak hanya di dalam kegiatan bisnis saja, kehidupan rumah tangga
pun sudah sangat relevan jika dilengkapi dengan sebuah komputer. Maka dari itulah,
mengapa keamanan jaringan komputer dan PC menjadi begitu penting untuk
diperhatikan saat ini.
Apalagi jika kebutuhannya sudah berhubungan dengan kegiatan bisnis, dan
kegiatan bisnis tersebut banyak berhubungan dengan server yang dapat diakses dari
mana saja atau dengan koneksi Internet yang aktif 24x7. Tentu keamanan komunikasi
data harus menjadi
prioritas nomor satu. Mengapa demikian, karena semua fasilitas tersebut bisa juga
diartikan sebagai titik celah baru menuju ke jaringan pribadi anda. Anda tidak bisa
membiarkan begitu saja perangkat komputer anda tanpa perlindungan dalam dunia
Internet yang sebenarnya. Jika anda biarkan, tentu segala macam jenis pengganggu
akan bercokol di komputer Anda. Mulai dari virus sampai hacker yang menanam
backdoor akan menggunakan komputer Anda sebagai alat bersenang-senang.
Sangat penting memang untuk rajin melakukan patch dan update terhadap
software-software bug yang anda gunakan di komputer anda. Karena hal ini cukup
menolong untuk sedikit menyulitkan para hacker dan pengganggu lain untuk bisa
bersenang-senang dengan komputer anda. Namun rasanya, patch yang up-to-date saja
belum cukup untuk melindungi resource anda yang berharga di dalam komputer. Maka
dari itu, rasanya cukup penting untuk anda bisa membatasi apa dan siapa saja yang
boleh masuk dan keluar dari dan ke perangkat komputer Anda. Semua proses ini bisa
Anda lakukan dengan mengandalkan sebuah sistem pengaman khusus yang biasanya
disebut dengan istilah firewall atau IP filter.
Tujuan
Adapun Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pembaca mengetahui alasan penulis mebuat IPTables sebagai solusi dalam implementasi Firewall
untuk kemanan Jaringan komputer.
2. Pembaca mengetahui Karakteristik IPTables.
3. Pembaca mengetahui Syntax pada IPTables dalam implementasinya.
4. Pembaca memiliki pandangan kedepan mengenai pengamanan jaringan komputer.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode literature, yaitu dengan literature dari
materi – materi yang ada pada buku dan internet.
BAB II
LANDASAN TEORI
Mungkin banyak orang khususnya mahasiswa ilmu komputer yang sudah akrab
dengan istilah ini. Namun pada saat ini saya coba memberi penjelasan singkat
mengenai firewall. Firewall atau dalam arti harafiahnya adalah tembok api merupakan
sebuah sistem yang memiliki tugas utama menjaga keamanan dari jaringan komputer
dan semua perangkat yang ada di dalamnya.
Firewall adalah sebuah sistem pengaman, jadi firewall bisa berupa apapun baik
hardware maupun software. Firewall dapat digunakan untuk memfilter paket-paket dari
luar dan dalam jaringan di mana ia berada. Jika pada kondisi normal semua orang dari
luar jaringan anda dapat bermain-main ke komputer anda, dengan firewall semua itu
dapat diatasi dengan mudah.
Firewall merupakan perangkat jaringan yang berada di dalam kategori perangkat Layer
3 (Network layer) dan Layer 4 (Transport layer) dari protocol 7 OSI layer. Seperti
diketahui, layer 3 adalah layer yang mengurus masalah pengalamatan IP, dan layer 4
adalah menangani permasalahan port-port komunikasi (TCP/UDP). Pada kebanyakan
firewall, filtering belum bisa dilakukan pada level data link layer atau layer 2 pada 7 OSI
layer. Jadi dengan demikian, sistem pengalamatan MAC dan frame-frame data belum
bisa difilter. Maka dari itu, kebanyakan firewall pada umumnya melakukan filtering dan
pembatasan berdasarkan pada alamat IP dan nomor port komunikasi yang ingin dituju
atau diterimanya.
Firewall yang sederhana biasanya tidak memiliki kemampuan melakukan filterin
terhadap paket berdasarkan isi dari paket tersebut. Sebagai contoh, firewall tidak
memiliki kemampuan melakukan filtering terhadap e-mail bervirus yang Anda download
atau terhadap halaman web yang tidak pantas untuk dibuka. Yang bisa dilakukan
firewall adalah melakukan blokir terhadap alamat IP dari mail server yang mengirimkan
virus atau alamat halaman web yang dilarang untuk dibuka. Dengan kata lain, firewall
merupakan sistem pertahanan yang paling depan untuk jaringan Anda.
Tetapi, apakah hanya sampai di situ saja fungsi dari perangkat firewall? Ternyata
banyak firewall yang memiliki kelebihan lain selain daripada filtering IP address saja.
Dengan kemampuannya membaca dan menganalisis paket-paket data yang masuk
pada level IP, maka firewall pada umumnya memiliki kemampuan melakukan translasi
IP address. Translasi di sini maksudnya adalah proses mengubah sebuah alamat IP
dari sebuah alamat yang dikenal oleh jaringan diluar jaringan pribadi Anda, menjadi
alamat yang hanya dapat dikenal dan dicapai dari jaringan lokal saja. Kemampuan ini
kemudian menjadi sebuah fasilitas standar dari setiap firewall yang ada di dunia ini.
Fasilitas ini sering kita kenal dengan istilah Network Address Translation (NAT).

                                                                      Gambar 1. Firewall
How to make Firewall ?
Firewall bisa Anda dapatkan dengan berbagai cara. Jika tidak ingin repot-repot
membuat dari nol, Anda harus mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membeli
perangkat keras firewall yang sudah jadi dan tinggal Anda pasang saja di jaringan.
Tetapi perlu diingat, tidak semua perangkat keras firewall dapat bekerja hebat dalam
melakukan IP filtering. Jadi akan percuma saja uang yang anda keluarkan jika anda
membeli firewall yang tidak andal.
Jika anda mau sedikit repot, namun hasilnya mungkin akan memuaskan anda, buat
saja sendiri perangkat firewall anda. Yang anda perlukan hanyalah sebuah PC dengan
processor dan memory yang lumayan besar dan sebuah aplikasi firewall yang canggih
dan lengkap yang dapat memenuhi semua kebutuhan Anda.
Aplikasi firewall yang lengkap dan canggih pada umumnya juga mengharuskan Anda
mengeluarkan kocek yang tidak sedikit. Seperti misalnya Checkpoint yang sudah
sangat terkenal dalam aplikasi firewall, untuk memilikinya anda harus merogoh kocek
yang lumayan banyak pula.
Namun jika anda pecinta produk-produk open source dan sudah sangat familiar dengan
lingkungan open source seperti misalnya operating system Linux, ada satu aplikasi
firewall yang sangat hebat. Aplikasi ini tidak hanya canggih dan banyak fasilitasnya,
namun aplikasi ini juga tidak akan membuat kantong Anda dirogoh dalam-dalam.
Bahkan Anda bisa mendapatkannya gratis karena aplikasi ini pada umumnya
merupakan bawaan default setiap distro Linux. Aplikasi dan system firewall di sistem
open source tersebut dikenal dengan nama IPTables.
Dengan menggunakan IPTables, Anda dapat membuat firewall yang cukup canggih
dengan program open source yang bisa dengan mudah Anda dapatkan di Internet.
Memang perlu diakui, firewall dengan menggunakan IPTables cukup sulit bagi pemula
baik di bidang networking maupun pemula di bidang operating system Linux. Namun
jika Anda pelajari lebih lanjut, sebenarnya firewall ini memiliki banyak sekali fitur dan
kelebihan yang luar biasa.
Why IPTABLES ?
IPTables merupakan sebuah fasilitas tambahan yang tersedia pada setiap
perangkat komputer yang diinstali dengan sistem operasi Linux dan resmi diluncurkan
untuk massal pada LINUX 2.4 kernel pada January 2001 (www.netfilter.org). Anda
harus mengaktifkannya terlebih dahulu fitur ini pada saat melakukan kompilasi kernel
untuk dapat menggunakannya. IPTables merupakan fasilitas tambahan yang memiliki
tugas untuk menjaga keamanan perangkat komputer anda dalam jaringan. Atau dengan
kata lain, IPTables merupakan sebuah firewall atau program IP filter build-in yang
disediakan oleh kernel Linux untuk tetap menjaga agar perangkat anda aman dalam
berkomunikasi.
Mengapa Linux bersusah payah menyediakan fasilitas ini untuk Anda? Karena dari dulu
Linux memang terkenal sebagai operating system yang unggul dalam segi
keamanannya. Mulai dari kernel Linux versi 2.0, Linux sudah memberikan fasilitas
penjaga keamanan berupa fasilitas bernama ipfwdm. Kemudian pada kernal 2.2,
fasilitas bernama ipchain diimplementasikan di dalamnya dan menawarkan
perkembangan yang sangat signifikan dalam menjaga keamanan.
Sejak kernel Linux memasuki versi 2.4, sistem firewall yang baru diterapkan di
dalamnya. Semua jenis firewall open source yang ada seperti ipfwadm dan ipchains
dapat berjalan di atasnya. Tidak ketinggalan juga, IPTables yang jauh lebih baru dan
canggih dibandingkan keduanya juga bisa berjalan di atasnya. Maka itu, IPTables
sangatlah perlu untuk dipelajari untuk Anda yang sedang mempelajari operating system
Linux atau bahkan yang sudah menggunakannya. Karena jika menguasai IPTables,
mengamankan jaringan Anda atau jaringan pribadi orang lain menjadi lebih hebat.
Fitur yang dimiliki IPTables:
1. Connection Tracking Capability yaitu kemampuan unutk inspeksi paket serta
bekerja dengan icmp dan udp sebagaimana koneksi TCP.
2. Menyederhanakan perilaku paket-paket dalam melakukan negosiasi built in
chain (input,output, dan forward).
3. Rate-Limited connection dan logging capability. Kita dapat membatasi usahausaha
koneksi sebagai tindakan preventif serangan Syn flooding denial of
services(DOS).
4. Kemampuan untuk memfilter flag-flag dan opsi tcp dan address-address MAC.
BAB III
PEMBAHASAN
IPTABLES
Iptables mengizinkan user untuk mengontrol sepenuhnya jaringan melalui paket
IP dengan system LINUX yang diimplementasikan pada kernel Linux. Sebuah kebijakan
atau Policy dapat dibuat dengan iptables sebagai polisi lalulintas jaringan. Sebuah
policy pada iptables dibuat berdasarkan sekumpulan peraturan yang diberikan pada
kernel untuk mengatur setiap paket yang datang. Pada iptable ada istilah yang disebut
dengan Ipchain yang merupakan daftar aturan bawaan dalam Iptables. Ketiga chain
tersebut adalah INPUT, OUTPUT dan FORWARD.

                                         Gambar 2.Diagram Perjalanan Paket data pada IPTables
Pada diagram tersebut, persegipanjang yaitu filter INPUT, filter OUTPUT, dan filter
FORWARD menggambarkan ketiga rantai atau chain. Pada saat sebuah paket sampai
pada salah satu persegipanjang diantara IPchains, maka disitulah terjadi proses
penyaringan. Rantai akan memutuskan nasib paket tersebut. Apabila keputusannnya
adalah DROP, maka paket tersebut akan di-drop. Tetapi jika rantai memutuskan untuk
ACCEPT, maka paket akan dilewatkan melalui diagram tersebut.
Sebuah rantai adalah aturan-aturan yang telah ditentukan. Setiap aturan menyatakan
“jika paket memiliki informasi awal (header) seperti ini, maka inilah yang harus
dilakukan terhadap paket”. Jika aturan tersebut tidak sesuai dengan paket, maka aturan
berikutnya akan memproses paket tersebut. Apabila sampai aturan terakhir yang ada,
paket tersebut belum memenuhi salah satu aturan, maka kernel akan melihat kebijakan
bawaan (default) untuk memutuskan apa yang harus dilakukan kepada paket tersebut.
Ada dua kebijakan bawaan yaitu default DROP dan default ACCEPT.
Jalannya sebuah paket melalui diagram tersebut bisa dicontohkan sebagai berikut:
Perjalanan paket yang diforward ke host yang lain
1. Paket berada pada jaringan fisik.
2. Paket masuk ke interface jaringan.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada table Mangle. Chain ini berfungsi
untuk me- mangle (menghaluskan) paket, seperti merubah TOS, TTL dan lainlain.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel NAT. Chain ini fungsi
utamanya untuk melakukan DNAT (Destination Network Address Translation).
5. Paket mengalami keputusan routing, apakah akan diproses oleh host lokal atau
diteruskan ke host lain.
6. Paket masuk ke chain FORWARD pada tabel filter. Disinlah proses pemfilteran
yang utama terjadi.
7. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT. Chain ini berfungsi
utamanya untuk melakukan SNAT (Source Network Address Translation).
8. Paket keluar menuju interface jaringan.
9. Paket kembali berada pada jaringan fisik.
Perjalanan paket yang ditujukan bagi host lokal
1. Paket berada dalam jaringan fisik.
2. Paket masuk ke interface jaringan.
3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel mangle.
4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel NAT.
5. Paket mengalami keputusan routing.
6. Paket masuk ke chain INPUT pada tabel filter untuk mengalami proses
penyaringan.
7. Paket akan diterima oleh aplikasi lokal.
Perjalanan paket yang berasal dari host lokal
1. Aplikasi lokal menghasilkan paket data yang akan dikirimkan melalui jaringan.
2. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel mangle.
3. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel NAT.
4. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel filter.
5. Paket mengalami keputusan routing, seperti ke mana paket harus pergi dan melalui
interface mana.
6. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT.
7. Paket masuk ke interface jaringan
8. Paket berada pada jaringan fisik.
Instalasi IPTables
Untuk Melakukan instalasi IPTABLES di computer Linux, kita akan memerlukan
kernel versi 2.4.x atau diatasnya. Distribusi Linux belakangan ini sudah menggunakan
kernel 2.4.x (bahkan 2.6.x) sudah mendukung paket filter untuk firewall. Maka dari itu
kita tidak perlu repot melakukan kompilasi kernel agar IPTables bekerja dengan baik di
computer linux .
Kernel Sendiri terdiri dari dua macam, modularized kernel dan monolithic kernel.
Saat linux pertama kali diinstal, model kernel yang dimilikinya adalah modularized, jadi
kita bisa mengelurakan modu-modul yang kita butuhkan tanpa harus melakukan
kompilasi kernel.Bila kita tetap ingin melakukan kompilasi kernel untuk mengoptimasi
server linux kita maka IPTABLES membutuhkan beberapa opsi dalam kernel yang
harus dipilih dan ini dapat anda dapatkan di buku tutorial IPtabales dan internet karena
pada jurnal ini tidak saya lampirkan.
Syntax Pada IPTables
1. Table
IPTables memiliki 3 buah tabel, yaitu NAT, MANGLE dan FILTER. Penggunannya
disesuaikan dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Fungsi dari masing-masing
tabel tersebut sebagai berikut :
1. NAT : Secara umum digunakan untuk melakukan Network Address Translation.
NAT adalah penggantian field alamat asal atau alamat tujuan dari sebuah paket.
2. MANGLE : Digunakan untuk melakukan penghalusan (mangle) paket, seperti
TTL, TOS dan MARK.
3. FILTER : Secara umum, inilah pemfilteran paket yang sesungguhnya.. Di sini
bisa dintukan apakah paket akan di-DROP, LOG, ACCEPT atau REJECT
2. Command
Command pada baris perintah IPTables akan memberitahu apa yang harus dilakukan
terhadap lanjutan sintaks perintah. Umumnya dilakukan penambahan atau
penghapusan sesuatu dari tabel atau yang lain.
Command Keterangan
-A
–append
Perintah ini menambahkan aturan pada akhir
chain. Aturan akan ditambahkan di akhir baris
pada chain yang bersangkutan, sehingga akan
dieksekusi terakhir
-D
–delete
Perintah ini menghapus suatu aturan pada chain.
Dilakukan dengan cara menyebutkan secara
lengkap perintah yang ingin dihapus atau dengan
menyebutkan nomor baris dimana perintah akan
dihapus.
-R
–replace
Penggunaannya sama seperti –delete, tetapi
command ini menggantinya dengan entry yang
baru.
-I
–insert
Memasukkan aturan pada suatu baris di chain.
Aturan akan dimasukkan pada baris yang
disebutkan, dan aturan awal yang menempati
baris tersebut akan digeser ke bawah. Demikian
pula baris-baris selanjutnya.
-L
–list
Perintah ini menampilkan semua aturan pada
sebuah tabel. Apabila tabel tidak disebutkan, maka
seluruh aturan pada semua tabel akan
ditampilkan, walaupun tidak ada aturan sama
sekali pada sebuah tabel. Command ini bisa
dikombinasikan dengan option –v (verbose), -n
(numeric) dan –x (exact).
-F
–flush
Perintah ini mengosongkan aturan pada sebuah
chain. Apabila chain tidak disebutkan, maka
semua chain akan di-flush.
-N
–new-chain
Perintah tersebut akan membuat chain baru.
-X
–delete-chain
Perintah ini akan menghapus chain yang
disebutkan. Agar perintah di atas berhasil, tidak
boleh ada aturan lain yang mengacu kepada chain
tersebut.
-P
–policy
Perintah ini membuat kebijakan default pada
sebuah chain. Sehingga jika ada sebuah paket
yang tidak memenuhi aturan pada baris-baris yang
telah didefinisikan, maka paket akan diperlakukan
sesuai dengan kebijakan default ini.
-E
–renamechain
Perintah ini akan merubah nama suatu chain.
3. Option
Option digunakan dikombinasikan dengan command tertentu yang akan menghasilkan
suatu variasi perintah.
Option Command
Pemakai
Keterangan
-v
–verbose
–list
–append
–insert
–delete
Memberikan output yang lebih detail,
utamanya digunakan dengan –list.
Jika digunakan dengan
–list, akan menampilkam K (x1.000),
M (1.000.000) dan G (1.000.000.000).
–replace
-x
–exact
–list Memberikan output yang lebih tepat.
-n
–numeric
–list Memberikan output yang berbentuk
angka. Alamat IP dan nomor port
akan ditampilkan dalam bentuk angka
dan bukan hostname ataupun nama
aplikasi/servis.
–line-number –list Akan menampilkan nomor dari daftar
aturan. Hal ni akan mempermudah
bagi kita untuk melakukan modifikasi
aturan, jika kita mau meyisipkan atau
menghapus aturan dengan nomor
tertentu.
–modprobe All Memerintahkan IPTables untuk
memanggil modul tertentu. Bisa
digunakan bersamaan dengan semua
command.
4. Generic Matches
Generic Matches artinya pendefinisian kriteria yang berlaku secara umum. Dengan
kata lain, sintaks generic matches akan sama untuk semua protokol. Setelah protokol
didefinisikan, maka baru didefinisikan aturan yang lebih spesifik yang dimiliki oleh
protokol tersebut. Hal ini dilakukan karena tiap-tiap protokol memiliki karakteristik yang
berbeda, sehingga memerlukan perlakuan khusus.
Match Keterangan
-p
–protocol
Digunakan untuk mengecek tipe protokol tertentu.
Contoh protokol yang umum adalah TCP, UDP,
ICMP dan ALL. Daftar protokol bisa dilihat
pada /etc/protocols.
Tanda inversi juga bisa diberlakukan di sini, misal
kita menghendaki semua protokol kecuali icmp,
maka kita bisa menuliskan –protokol ! icmp yang
berarti semua kecuali icmp.
-s
–src
–source
Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan paket
berdasarkan alamat IP asal. Alamat di sini bisa
berberntuk alamat tunggal seperti 192.168.1.1,
atau suatu alamat network menggunakan
netmask misal 192.168.1.0/255.255.255.0, atau
bisa juga ditulis 192.168.1.0/24 yang artinya
semua alamat 192.168.1.x. Kita juga bisa
menggunakan inversi.
-d
–dst
–destination
Digunakan untuk mecocokkan paket berdasarkan
alamat tujuan. Penggunaannya sama dengan
match –src
-i
–in-interface
Match ini berguna untuk mencocokkan paket
berdasarkan interface di mana paket datang.
Match ini hanya berlaku pada chain INPUT,
FORWARD dan PREROUTING
-o
–out-interface
Berfungsi untuk mencocokkan paket berdasarkan
interface di mana paket keluar. Penggunannya
sama dengan
–in-interface. Berlaku untuk chain OUTPUT,
FORWARD dan POSTROUTING
5. Implicit Matches
Implicit Matches adalah match yang spesifik untuk tipe protokol tertentu. Implicit Match
merupakan sekumpulan rule yang akan diload setelah tipe protokol disebutkan. Ada 3
Implicit Match berlaku untuk tiga jenis protokol, yaitu TCP matches, UDP matches dan
ICMP matches.
a. TCP matches
Match Keterangan
–sport
–source-port
Match ini berguna untuk mecocokkan paket
berdasarkan port asal. Dalam hal ini kia bisa
mendefinisikan nomor port atau nama service-nya.
Daftar nama service dan nomor port yang
bersesuaian dapat dilihat di /etc/services.
–sport juga bisa dituliskan untuk range port
tertentu. Misalkan kita ingin mendefinisikan range
antara port 22 sampai dengan 80, maka kita bisa
menuliskan –sport 22:80.
Jika bagian salah satu bagian pada range tersebut
kita hilangkan maka hal itu bisa kita artikan dari
port 0, jika bagian kiri yang kita hilangkan, atau
65535 jika bagian kanan yang kita hilangkan.
Contohnya –sport :80 artinya paket dengan port
asal nol sampai dengan 80, atau –sport 1024:
artinya paket dengan port asal 1024 sampai
dengan 65535.Match ini juga mengenal inversi.
–dport
–destinationport
Penggunaan match ini sama dengan match –
source-port.
–tcp-flags Digunakan untuk mencocokkan paket berdasarkan
TCP flags yang ada pada paket tersebut. Pertama,
pengecekan akan mengambil daftar flag yang
akan diperbandingkan, dan kedua, akan
memeriksa paket yang di-set 1, atau on.
Pada kedua list, masing-masing entry-nya harus
dipisahkan oleh koma dan tidak boleh ada spasi
antar entry, kecuali spasi antar kedua list. Match
ini mengenali SYN,ACK,FIN,RST,URG, PSH.
Selain itu kita juga menuliskan ALL dan NONE.
Match ini juga bisa menggunakan inversi.
–syn Match ini akan memeriksa apakah flag SYN di-set
dan ACK dan FIN tidak di-set. Perintah ini sama
artinya jika kita menggunakan match –tcp-flags
SYN,ACK,FIN SYN
Paket dengan match di atas digunakan untuk
melakukan request koneksi TCP yang baru
terhadap server
b. UDP Matches
Karena bahwa protokol UDP bersifat connectionless, maka tidak ada flags yang
mendeskripsikan status paket untuk untuk membuka atau menutup koneksi. Paket UDP
juga tidak memerlukan acknowledgement. Sehingga Implicit Match untuk protokol UDP
lebih sedikit daripada TCP
Ada dua macam match untuk UDP:
–sport atau –source-port
–dport atau –destination-port
c. ICMP Matches
Paket ICMP digunakan untuk mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi-kondisi
jaringan yang lain. Hanya ada satu implicit match untuk tipe protokol ICMP, yaitu : –
icmp-type
6. Explicit Matches
a. MAC Address
Match jenis ini berguna untuk melakukan pencocokan paket berdasarkan MAC source
address. Perlu diingat bahwa MAC hanya berfungsi untuk jaringan yang menggunakan
teknologi ethernet.
iptables –A INPUT –m mac –mac-source 00:00:00:00:00:01
b. Multiport Matches
Ekstensi Multiport Matches digunakan untuk mendefinisikan port atau port range lebih
dari satu, yang berfungsi jika ingin didefinisikan aturan yang sama untuk beberapa port.
Tapi hal yang perlu diingat bahwa kita tidak bisa menggunakan port matching standard
dan multiport matching dalam waktu yang bersamaan.
iptables –A INPUT –p tcp –m multiport –source-port 22,53,80,110
c. Owner Matches
Penggunaan match ini untuk mencocokkan paket berdasarkan pembuat atau
pemilik/owner paket tersebut. Match ini bekerja dalam chain OUTPUT, akan tetapi
penggunaan match ini tidak terlalu luas, sebab ada beberapa proses tidak memiliki
owner (??).
iptables –A OUTPUT –m owner –uid-owner 500
Kita juga bisa memfilter berdasarkan group ID dengan sintaks –gid-owner. Salah satu
penggunannya adalah bisa mencegah user selain yang dikehendaki untuk mengakses
internet misalnya.
d. State Matches
Match ini mendefinisikan state apa saja yang cocok. Ada 4 state yang berlaku, yaitu
NEW, ESTABLISHED, RELATED dan INVALID. NEW digunakan untuk paket yang
akan memulai koneksi baru. ESTABLISHED digunakan jika koneksi telah tersambung
dan paket-paketnya merupakan bagian dari koneki tersebut. RELATED digunakan
untuk paket-paket yang bukan bagian dari koneksi tetapi masih berhubungan dengan
koneksi tersebut, contohnya adalah FTP data transfer yang menyertai sebuah koneksi
TCP atau UDP. INVALID adalah paket yang tidak bisa diidentifikasi, bukan merupakan
bagian dari koneksi yang ada.
iptables –A INPUT –m state –state RELATED,ESTABLISHED
7. Target/Jump
Target atau jump adalah perlakuan yang diberikan terhadap paket-paket yang
memenuhi kriteria atau match. Jump memerlukan sebuah chain yang lain dalam tabel
yang sama. Chain tersebut nantinya akan dimasuki oleh paket yang memenuhi kriteria.
Analoginya ialah chain baru nanti berlaku sebagai prosedur/fungsi dari program utama.
Sebagai contoh dibuat sebuah chain yang bernama tcp_packets. Setelah ditambahkan
aturan-aturan ke dalam chain tersebut, kemudian chain tersebut akan direferensi dari
chain input.
iptables –A INPUT –p tcp –j tcp_packets
Target Keterangan
-j ACCEPT
–jump
ACCEPT
Ketika paket cocok dengan daftar match dan target
ini diberlakukan, maka paket tidak akan melalui
baris-baris aturan yang lain dalam chain tersebut
atau chain yang lain yang mereferensi chain
tersebut. Akan tetapi paket masih akan memasuki
chain-chain pada tabel yang lain seperti biasa.
-j DROP
–jump DROP
Target ini men-drop paket dan menolak untuk
memproses lebih jauh. Dalam beberapa kasus
mungkin hal ini kurang baik, karena akan
meninggalkan dead socket antara client dan
server.
Paket yang menerima target DROP benar-benar
mati dan target tidak akan mengirim informasi
tambahan dalam bentuk apapun kepada client
atau server.
-j RETURN
–jump
RETURN
Target ini akan membuat paket berhenti melintasi
aturan-aturan pada chain dimana paket tersebut
menemui target RETURN. Jika chain merupakan
subchain dari chain yang lain, maka paket akan
kembali ke superset chain di atasnya dan masuk
ke baris aturan berikutnya. Apabila chain adalah
chain utama misalnya INPUT, maka paket akan
dikembalikan kepada kebijakan default dari chain
tersebut.
-j MIRROR Apabila kompuuter A menjalankan target seperti
contoh di atas, kemudian komputer B melakukan
koneksi http ke komputer A, maka yang akan
muncul pada browser adalah website komputer B
itu sendiri. Karena fungsi utama target ini adalah
membalik source address dan destination address.
Target ini bekerja pada chain INPUT, FORWARD
dan PREROUTING atau chain buatan yang
dipanggil melalui chain tersebut.
Beberapa target yang lain biasanya memerlukan parameter tambahan:
a. LOG Target
Ada beberapa option yang bisa digunakan bersamaan dengan target ini. Yang
pertama adalah yang digunakan untuk menentukan tingkat log. Tingkatan log yang bisa
digunakan adalah debug, info, notice, warning, err, crit, alert dan emerg.Yang kedua
adalah -j LOG –log-prefix yang digunakan untuk memberikan string yang tertulis pada
awalan log, sehingga memudahkan pembacaan log tersebut.
iptables –A FORWARD –p tcp –j LOG –log-level debug
iptables –A INPUT –p tcp –j LOG –log-prefix “INPUT Packets”
b. REJECT Target
Secara umum, REJECT bekerja seperti DROP, yaitu memblok paket dan
menolak untuk memproses lebih lanjut paket tersebut. Tetapi, REJECT akan
mengirimkan error message ke host pengirim paket tersebut. REJECT bekerja pada
chain INPUT, OUTPUT dan FORWARD atau pada chain tambahan yang dipanggil dari
ketiga chain tersebut.
iptables –A FORWARD –p tcp –dport 22 –j REJECT –reject-with icmp-host-unreachable
Ada beberapa tipe pesan yang bisa dikirimkan yaitu icmp-net-unreachable, icmp-hostunreachable,
icmp-port-unreachable, icmp-proto-unrachable, icmp-net-prohibited dan
icmp-host-prohibited.
c. SNAT Target
Target ini berguna untuk melakukan perubahan alamat asal dari paket (Source
Network Address Translation). Target ini berlaku untuk tabel nat pada chain
POSTROUTING, dan hanya di sinilah SNAT bisa dilakukan. Jika paket pertama dari
sebuah koneksi mengalami SNAT, maka paket-paket berikutnya dalam koneksi
tersebut juga akan mengalami hal yang sama.
iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j SNAT –to-source 194.236.50.155-
194.236.50.160:1024-32000
d. DNAT Target
Berkebalikan dengan SNAT, DNAT digunakan untuk melakukan translasi field
alamat tujuan (Destination Network Address Translation) pada header dari paket-paket
yang memenuhi kriteria match. DNAT hanya bekerja untuk tabel nat pada chain
PREROUTING dan OUTPUT atau chain buatan yang dipanggil oleh kedua chain
tersebut.
iptables –t nat –A PREROUTING –p tcp –d 15.45.23.67 –dport 80 –j DNAT –todestination
192.168.0.2
e. MASQUERADE Target
Secara umum, target MASQUERADE bekerja dengan cara yang hampir sama
seperti target SNAT, tetapi target ini tidak memerlukan option –to-source.
MASQUERADE memang didesain untuk bekerja pada komputer dengan koneksi yang
tidak tetap seperti dial-up atau DHCP yang akan memberi pada kita nomor IP yang
berubah-ubah.
Seperti halnya pada SNAT, target ini hanya bekerja untuk tabel nat pada chain
POSTROUTING.
iptables –t nat –A POSTROUTING –o ppp0 –j MASQUERADE
f. REDIRECT Target
Target REDIRECT digunakan untuk mengalihkan jurusan (redirect) paket ke
mesin itu sendiri. Target ini umumnya digunakan untuk mengarahkan paket yang
menuju suatu port tertentu untuk memasuki suatu aplikasi proxy, lebih jauh lagi hal ini
sangat berguna untuk membangun sebuah sistem jaringan yang menggunakan
transparent proxy. Contohnya kita ingin mengalihkan semua koneksi yang menuju port
http untuk memasuki aplikasi http proxy misalnya squid. Target ini hanya bekerja untuk
tabel nat pada chain PREROUTING dan OUTPUT atau pada chain buatan yang
dipanggil dari kedua chain tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada akhir bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dari apa yang telah
dibahas sebelumnya. Penulis memberikan solusi IPTables sebagai Firewall karena
memiliki beberapa keunggulan:
1. Implementasinya yang murah karena telah terdapat pada Linux System
Version 2.4
Dan gratis.
2. Connection Tracking Capability yaitu kemampuan unutk inspeksi paket serta
bekerja dengan icmp dan udp sebagaimana koneksi TCP.
3. Menyederhanakan perilaku paket-paket dalam melakukan negosiasi built in
chain (input,output, dan forward).
4. Rate-Limited connection dan logging capability. Kita dapat membatasi usahausaha
koneksi sebagai tindakan preventif serangan Syn flooding denial of
services(DOS).
5. Kemampuan untuk memfilter flag-flag dan opsi tcp dan address-address
MAC.
DAFTAR PUSTAKA
1. Michael Rash, Linux Firewalls. William Pollock Publishing, 2007
2. Deris Stiawan, Sistem Keamanan Komputer. Elex media Komputindo, 2005
3. Janner Simarmata, Pengamanan istem Keamanan Komputer. Penerbit ANDI , 2006
4. Rakhmat Farunuddin, Membangun Firewall dengan IPTables di Linux. Elex Media
Komputindo, 2005

0 komentar:

Posting Komentar