Searching...
Kamis, 07 Maret 2013

ROUTING STATIK DAN DINAMIK PADA MIKROTIK OS

3/07/2013 09:52:00 AM
Proses Routing adalah sebuah proses agar router tahu bagaimana dan kemana sebuah paket harus diteruskan. Router mikrotik merupakan salah satu router yang cukup handal dalam merouting jaringan.

Terdapat banyak fungsi/konfigurasi diantaranya : firewall, nat, dhcp, dll.
Pastikan di dalam router terdapat minimal 2 Lan Card (1 Local dan 1 Global )
Langkah-langkah sederhana:
1. Tentukan IP local dan IP public dari ISP.
contoh : IP Local 192.168.1.1/24
IP Global 203.130.111.58/29
2. Configurasi IP address ( Misal nama Mikrotik Router yaitu “Heri” )
[remo@nubielab] ip address add address=192.168.1.1/24 interface=ether1 –> local
[remo@nubielab] ip address add address=203.130.111.58/29 interface=ether2 –> global
Untuk checking nya :
[remo@nubielab] ip address print
3. Configurasi Gateway :
[remo@nubielab] ip route add gateway=203.130.111.57
note: sesuaikan Gateway yang dipakai.
4. Configurasi DNS
[remo@nubielab] ip dns set primary-dns=203.130.208.18 allow-remote-requests=yes
[remo@nubielab] ip dns set secondary-dns=202.134.0.155 allow-remote-requests=yes
note: sesuaikan dengan dns ISP yang di pakai.
5. Setelah Configurasi di atas untuk checking apakah sudah tekoneksi dengan internet yaitu dengan cara:
terminal > ping www.yahoo.com
6. Setelah bisa ping yahoo, kemudian kita konfigurasi sebagai masquerade dengan tujuan semua komputer client yang terhubung ke router bisa internet.
[remo@nubielab] ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=ether1
7. Setelah itu configurasi gateway dan dns client ke 192.168.1.1 lalu di coba untuk berselancar.
DHCP (Dynamic Configuration Protokol)
Configurasi untuk DHCP:
1. ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.1.100-192.168.1.254
2. ip dhcp-server network add address=192.168.1.0/24 gateway=192.168.1.1 dns-server=192.168.1.1
3. ip dhcp-server add name=DHCP_LAN disabled=no interface=ether1 address-pool=dhcp-pool
Graphing
1. tool graphing set store-every=5min
2. tool graphing interface add-interface=all store-on-disk=yes
Untuk melihat graph penggunaan internet Local maupun Global dengan cara
http://192.168.1.1/graphs
Routing dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Static Routing – Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
2. Dynamic Routing – Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Static Routing dapat dilakukan dengan memasukkan baris ip route pada mode konfigurasi global. Adapun format penulisan baris tersebut adalah:
ip route network [mask] {alamat | interface }
dimana:
• network adalah network tujuan
• mask adalah subnet mask
• alamat adalah IP address ke mana network akan dilewatkan
• interface adalah nama interface yang digunakan untuk melewatkan paket yang ditujukan

Gambar di atas memperlihatkan sebuah LAN yang terhubung ke WAN melalui 2 buah router, yaitu router A dan router B.
Agar LAN tersebut bisa dihubungi dari WAN, maka router A perlu diberikan static routing dengan baris perintah seperti berikut:
RouterA(config)# ip route 172.16.10.0 255.255.255.0 172.16.158.1
Dan agar router B bisa meneruskan paket-paket yang ditujukan ke WAN, maka router B perlu dikonfigurasi dengan static routing berikut:
RouterB(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.158.2
Routing Dinamik adalah jenis routing yang bisa berubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dengan parameter tertentu sesuai dengan protokolnya. Routing Dinamik diterapkan pada PC yang berfungsi sebagai router dan dibutuhkan router lain yang sama-sama menerapkan sistem routing dinamik, jadi tidak bisa berdiri sendiri seperti halnya Routing statik.
Routing Dinamik menentukan gateway untuk network destination berdasarkan parameter yang didapat dari router lainnya melalui Protokol Multicast, seperti metrik, cost dsb. Protocol RIP dan OSPF menggunakan multicast untuk pertukaran informasi antar router, sedangkan protokol BGP menggunakan koneksi TCP untuk pertukaran routingnya.
Protokol Multicast adalah sebuah pola pengiriman data di mana data dari pengirim (sender) akan diterima secara bersamaan oleh beberapa penerima (recipient). Salah satu keuntungan dari sistem multicast adalah mengurangi beban kerja jaringan (network load). Bayangkan misalnya ketika sebuah rekaman video sebesar 600MB disebarkan ke 10 pengguna, dengan Protokol Unicast, akan ada trafik sebesar 10 x 600 MB, sedangkan dengan multicast, trafik hanya sebesar data asli, yaitu 600MB (tentu saja ditambah overhead yang tidak signifikan besarnya). Perlu diperhatikan bahwa pengiritan trafik ini hanya mungkin terjadi apabila setiap client memperoleh data dalam rentang waktu yang sama. Artinya protokol ini terasa keuntungannya dalam aplikasi semacam video/audio broadcast. Dalam IPv4 protokol multicast masih jarang digunakan sampai ke end-user, tetapi di generasi selanjutnya IPv6 protokol multicast dikembangkan lebih untuk kepentingan audio dan video.
Dalam IPv4 IP address multicast adalah network 224.0.0.0 dengan netmask 255.0.0.0
Selain protokol multicast dikenal juga Protokol Unicast, Protokol Broadcast, dan Protokol Anycast.
OSPF (Open Shortest Path First) adalah salah satu protokol pada keluarga IP, untuk routing dinamik. OSPF dikembangkan karena kebutuhan pada network yang besar dan heterogen. Beberapa keuntungan dari OSPF adalah konvergensi yang cepat, yang pada gilirannya mencegah routing loop dan menghasilkan network yang stabil.
Protokol ini dikembangkan oleh IETF, dan diatur oleh RFC 2328

0 komentar:

Posting Komentar