Searching...
Rabu, 01 Januari 2014

Mendidik anak santun saat emosi

1/01/2014 09:47:00 PM


Gudang Berita Baru, Marilah kita ,mengingat kembali kapan terakhir kita marah. Mungkin diantara kita marah terakhirnya kemarin, lusa, satu minggu yang lalu, sebulan yang lalu bahkan 6 bulan yang lalu. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda.”Orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah”.
Beberapa fenomena di bawah ini dapat membantu kita bagaimana mendidik anak mempunyai kesantunan bahkan saat ia marah, yaitu :
1.       Ada seorang ibu yang konsultasi tenatang dirinya, setiap ia melihat putranya bermain tanah dan airyang emmbuat bajunya kotor, ia mudah marah dengan memukul  anak tersebut. Sejenak kemudian redalah amarahnya, ia menyesali perilakunya dan meminta maaf kepada putranya. Namun kejadian tersebut berulang kali terjadi tanpa ia mampu mengontrol dirinya. Akhirnya dapat menarik kesimpulan bahwa ia juga dulu didik oleh orang tua yang selalu marah-marah saat melihat dirinya bermain kotoran dengan tanah dan air.
2.       Beberapa anak kurang mampu mengontrol dirinya saat marah karena orang tua selalu menuruti keinginanya daripada menolaknya. Anak-anak perlu merasakan pengalaman diterima permintaanya sebagaimana juga ia merasakan pengalaman ditolak permintaanya. Seorang anak yang ditolak permintaanya akan belajar bagaimana mengontrol dirinya pada saat merasa tidak nyaman karena penolakan tersebut. Sebaliknya anak yang yang selalu diterima permintaannya akan selalu menuntut untuk menuruti permintaanya dan ia tidak siap jika suatu saat ditolak.
3.       Beberapa orangtua tidak siap melihat anaknya menangis dengan segera memberi apa yang mereka minta sehingga tidak jadi menangis atau membentak keras agar tidak jadi menangis. Padahal menangis bagi manusia adalah jenis pengungkapan emosi yang  paling sehat. Seseorang yang mendapat kesedihan dan merasakn beban yang berat, tiba-tiba seluruh kesedihan dan beban tersebut berkurang bahkan hilang saat setelah ia menyelesaikan tangisanya.
4.       Beberapa anak mengungkapakan emosinya dengan manyakiti dirinya baik dengan membenturkan kepalany ketembok atau menggigit jari-jari tanganya. Kondisi ini sering dipicu oleh sikap otoriter dan keras orang tua didalam menghadapi  rasa marah dan emosi anakanya. Disinilah diperlukan sikap yang bijak dan lembut dari orang tua didalam menghadapi kemarahan dan emosi anaknya.

Cukup  sekian buletin saya tentang mendidik anak santun saat emosi, semoga bermanfaat, dan apabila mau copas tolong kasih link ini diblog saudara.

Terimakasih.

0 komentar:

Posting Komentar